
Partisipasi Perempuan dalam Pemilukada 2024, Ditinjau dari Peran dan Kondratnya
Partisipasi Perempuan dalam Pemilukada 2024, Ditinjau dari Peran dan Kondratnya oleh Hasan Maftuh., M.A Ketua PPK Kecamatan Suruh Menyoal tentang perempuan sudah barang tentu menjadi istilah yang menarik. Asumsi awal kebanyakan orang menganggap perempuan adalah the second human being (manusia kelas kedua). Jika ditinjau dari aspek politik, nampaknya di dunia ini sulit bagi perempuan menempati kekuasaan, bahkan memimpin. Karena kekuasaan identik dengan sisi maskulinitas. Di era modern ini, upaya kritis tentang bagaimana kesetaraan gender ini penting sedang menjadi pembahasan baik secara akademis atau non akademis. Ada Upaya agar perempuan ada minat dan peduli terhadap politik. Bahkan, perempuan dan politik sering dipakai sebagai jargon kampanye. Tujuannya agar perempuan tertarik dan mau menyumbangkan suaranya kepada partai politik (parpol). Minimnya keterlibatan dalam menyuarakan hak pilih diasumsikan karena kekecewaan sebagian besar orang, khususnya perempuan. Karena sejak pemilu berakhir, janji politik hanyalah tinggal janjinya. Kepentingan perempuan untuk terlibat tidak kunjung terealisasikan. Bagaimana keterwakilan perempuan di kursi DPR mengalami penurunan. Alasan mendasarnya adalah rendahnya kesadaran politik, minimnya perkaderan dan keterkendalanya modal (ekonomi). Dari aspek kualitas dan kuantitas di era modern tidak menjadi halangan bagi kaum perempuan. Partisipasinya sangat ditunggu-tunggu dalam politik, khususnya dalam agenda tedekat yakni pemilukada 2024, Dimana untuk menentukan siapa yang layak dan terpilih memimpin daerah lima (5) tahun mendatang. Pemilukada 2024, sesuai dengan peraturannya adalah untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota di tahun 2024. Berbeda dengan yang sebelumnya kedua jenis pemilihan itu berjalan tidak bersama, misalnya di Jawa Tengah bahwa Pilgub berlangsung di tahun 2018 dan Pilbub/Pilwakot berjalan tahun 2020. Kali ini, kedua jenis pemilihan tersebut berjalan bersama-sama menjadi satu, yang akan berlangsung pada Rabu, 27 November mendatang. Kali ini perempuan harus diperankan tidak sebatas dalam lingkungan keluarga saja. Peran perempuan perlu dipandang luas. Mendobrak pemikiran primitive lama yang menganggap perempuan sesuai kodratnya hanya mengurus anak, dapur dan objek seksualitas. Tentunya, di semua sektor dewasa ini semua bisa saja dan sangat terbuka. Demokrasi terbuka untuk siapapun yang mampu berprestasi dan bekerja yang terbaik. Bahkan, anak muda pun bisa menggeser eksistensi golongan tua. Ini menjadi fenomena terbaru dalam konstalasi politik di Indonesia. Demokrasi sangat terbuka dan semua bisa terlibat dan berpartisipasi dalam politik. Keterlibatan bagi kaum perempuan dalam partisipasi sangat ditunggu-tunggu. Karena, peran perempuan sebagai penggerak sosial sudah nyata dan terbukti. Dewasa ini ruang-ruang sosial, dominasi perempuan dalam keluarga dan kegiatan apapun banyak di dominasi perempuan. Perempuan dan aspek peranannya sangat ditunggu-tunggu untuk turut serta mensuksekan momentum politik yakni Pemilukada 2024, agar terselenggara sesuai dengan asas pemilu yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Besarnya partisipasi perempuan dan semua orang menjadi tergerak untuk menyuarakan hak pilih adalah berkat role model yang bersumber dari perempuan. Adapun kesuksesan Pemilukada 2024, salah satu indikatornya dilihat dari seberapa besar peran perempuan dan banyaknya mereka yang datang ke TPS.