Opini

AYEM TENTREM PILKADA KABUPATEN SEMARANG

AYEM TENTREM PILKADA KABUPATEN SEMARANG

Oleh Agus Setiyoko, M.Pd Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi

 

Pilkada Kabupaten Semarang telah usai di gelar. Dinamika tahapan pemilu, mulai dari pemutakhiran data pemilih, sosialisasi, logistik, pemugutan suara, hingga proses rekapitulasi hasil, masih membekas dalam ingatan. Seluruh proses ini mewarnai perjalanan demokrasi di Kabupaten Semarang. Dari seluruh rangkaian tahapan tersebut, satu ungkapan yang dapat mewakilinya ialah: “Ayem Tentrem”.

Dalam istilah Jawa, ayem tentrem menggambarkan kondisi aman dan rukun, baik bagi individu, kelompok maupun masyarakat. Maknanya pun meluas, mencakup rasa aman, percaya diri dan harmoni sosial. Dalam konteks pemilihan di Kabupaten Semarang, KPU (Komisi Penyelenggaraan Pemilu) menjadikan ayem tentrem sebagai jargon. Ini merefleksikan harapan agar pemilihan berlangsung damai, lancar, tanpa ada kekerasan, atau keributan.

Alhamdulilah, harapan itu terwujud. Pilkada berjalan dengan lancar dan sukses berkat sinergi solid antara KPU Kab. Semarang, peserta pemilu, kandidat, dan seluruh pemangku kebijakan (TNI, POLRI, Kejaksaan, Forkompinda dan pemerintah daerah). Indikator keberhasilannya nyata; yakni  tidak adanya gugatan ke Makamah Konstitusi dari peserta pemilu. Hasilnya dapat diterima masyarakat, membuktikan ayem tentrem sebagai cermin wujud kerukunan telah tercapai.

Keberhasilan pilkada tentu tidak hanya diukur dari penerimaan hasil akhir, tetapi juga dari kelancaran di setiap tahapan. Jika satu saja tahapan terganggu, maka hasil tahapan lainnya akan ikut bermasalah bahkan tertunda pelaksanaanya. Karena itu, sukses hasil adalah sukses proses. Berikut beberapa indikator penting yang menegaskan pilkada Kabupaten Semarang dapat dikatakan sukses secara ayem tentrem.

Peran Sentral Pemilih dan Angka Partisipasi

Siapa pemilih itu? Ini adalah pertanyaan yang sering muncul ketika berbicara tentang pemilihan. Pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah maupun pernah menikah. Definisi ini memberikan kesan bahwa pemilih terbagi menjadi beberapa kategoris, di antaranya adalah pemilih pemula, baik yang termasuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), daftar pemilih tambahan, maupun daftar pemih khusus. Semuanya tetap masuk dalam ketegori pemilih.

Lalu, bagaimanakah pemilih ini bisa menjadi indikator keberhasilan pemilu di Kabupaten Semarang? Pada prinsipnya, pemilih adalah kunci keberhasilan pemilu. Tanpa partisipasi mereka, pemilu kehilangan makna. Bayangkan jika pemilu digelar, namun tidak ada satupun yang hadir sebagai pemilih. Atau, dari daftar pemilih tetap, hanya 25% yang hadir menggunakan hak pilihnya. Tentu, hal ini akan menjadi catatan penting dalam pelaksanaan pemilu.

Namun, di Kabupaten Semarang, partisipasi pemilih tercatat sebesar 75.07% dari total DPT sebanyak 809.597 pemilih. Ini mencerminkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi. Masyarakat menyadari: satu suara sangat berarti bagi kemajuan pemerintahan Kabupaten Semarang. Angka ini juga menunjukkan keberhasilan KPU dalam menyosialisasikan pentingnya menggunakan hak suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan keberhasilannya dalam menumbuhkan kesadaran kolektif. Meski masih terdapat tantangan, seperti pemilih de jure yang tak bisa hadir karena kerja, sakit, atau halangan lain, maupun kendala teknis seperti singkatnya proses pelaksanaan pemilu. Hal-hal seperti ini masih menjadi tantangan tersendiri dalam mengukur partisipasi masyarakat secara lebih adil. Kendati demikian, angka tersebut menjadi bukti tingginya antusiasme masyarakat dalam merayakan pesta demokrasi.

On the Right Track

Penyelenggaraan pilkada serentak memang bukan hal yang mudah. Namun, jika dijalankan dengan prinsip yang benar dan kolaborasi solid, beban itu menjadi ringan. Keberhasilan ini tentu adalah keberhasilan bersama, baik jajaran KPU Kabupaten Semarang (Komisioner dan Sekretariat), instansi vertikal, maupun para pemangku kepentingan lainnya. KPU Kabupaten Semarang telah mampu menciptakan pemilihan kepala daerah yang ayem tentrem, bukan hanya dalam hal teknis, tetapi juga dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan. Semoga kesuksesan ini dapat menginspirasi penyelenggaraan pemilu mendatang. Dengan semangat kebersamaan, yang rumit menjadi mudah, yang berat menjadi ringan. Pilkada Kabupaten Semarang yang ayem tentrem telah membuktikannya.

Wallahualam bishowab.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 150 kali