
PERINGATAN KEMERDEKAAN SEBAGAI MOMENTUM UNTUK MENJAGA INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
PERINGATAN KEMERDEKAAN SEBAGAI MOMENTUM UNTUK MENJAGA INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU Oleh Agus Setiyoko, M.Pd Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi Bangsa Indonesia baru saja memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-80. Dalam perayaan tersebut, masyarakat di berbagai daerah memeriahkan dengan beragam kegiatan, mulai dari karnaval, lomba-lomba, menghias jalan, memasang lampu hias, hingga pengecatan lingkungan. Semua ini menjadi bentuk ekspresi kebanggaan dan kecintaan warga kepada bangsa. Peringatan kemerdekaan Indonesia hendaknya dimaknai sebagai momentum refleksi kebangsaan sekaligus spirit menjaga dan mencintai tanah air. Dengan begitu, dalam setiap langkah kehidupan akan selalu mengalir semangat perjuangan yang mampu menopang persatuan dan kesatuan di seluruh penjuru Indonesia. Salah satu perjuangan dalam mengisi kemerdekaan adalah dengan cara melakukan hal-hal positif yang dapat memberikan kontribusi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebelum kemerdekaan rakyat dituntut untuk berjuang melawan penjajah dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya melawan penjajahan dan diskriminasi, hari ini perjuangan yang dilakukan adalah mengisi dan menjaga kemerdekaan seluruh aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, keagamaan agar dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sejarah panjang dalam memperebutkan kemerdekaan, bangsa yang merdeka bukan hanya merdeka dari belenggu penjajah fisik, melainkan memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kedaulatan, persatuan, dan juga kemanusiaan. Kemerdekaan sejati dapat terwujud bila didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya cerdas secara intelektual, namun juga berintegritas tinggi. Dalam konteks demokrasi, khususnya penyelenggara pemilu (KPU), tentu sumber daya manusia menjadi penentu dalam mewujudkan cita-cita demokrasi selain sebagai ujung tombak dalam demokrasi, KPU juga sebagai salah satu kunci sukses dalam mengemban amanah demokrasi untuk mewujudkan estafet kepemimpinan bagi bangsa Indonesia. Pada narasi diatas kemudian muncul sebuah pertanyaan apakah proses demokrasi yang diemban oleh KPU mampu memberikan kesadaran terhadap seluruh rakyat Indonesia baik terkait dengan pendidikan politik maupun kesadaran sosial untuk membangun bangsa ini berdasarkan norma dan aturan yang berlaku ? Tentu, Sumber daya manusia menjadi faktor penting untuk mewujudkan kemerdekaan yang haqiqi, bukan hanya merdeka karena bebas dari tekanan fisik saja, namun merdeka dalam arti bahwa pemimpin bangsa ini mampu memberikan optimalisasi dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bangsa dalam kerangka membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Alih-alih menjadi bangsa yang besar, dibalik kebesaranya masih banyak tersimpan tantangan yang harus dihadapi. Dalam momentum kemerdekaan hadiah yang harus diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang memiliki integritas, salah satu tugasnya adalah memerangi ketimpangan ekonomi dan menghilangkan praktik korupsi, seperti yang masih ada dan menghiasi dalam suasana peringatan kemerdekaan hari ini. Problematika yang tak kunjung usai, sudah seyogyanya sebagai pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan problem tersebut. Usia kemerdekaan sudah memasuki delapan puluh tahun, angka ini tidaklah muda, ibaratnya manusia usia delapan puluh tahun adalah usia yang sangat matang untuk mengarungi kehidupan, sehingga dalam peringatan delapan puluh tahun Indonesia merdeka, bangsa ini harus lebih dewasa untuk menjalankan program-progam kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa yang merdeka seharusnya memiliki integritas, maka dari itu momentum kemerdekaan harus dapat menjadi refleksi untuk menumbuhkan nilai-nilai integritas kebangsaan, momentum kemerdekaan harus dimaknai sebagai alat dalam memperkuat identitas bangsa serta sebagai landasan untuk mewujudkan kesadaran sosial akan pentingnya ruh perjuangan yang telah dilakukan para founding father yang telah berjasa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat harus memiliki peran aktif serta mampu berkontribusi positif terhadap kemajuan bangsa dan negara, salah satunya adalah partisipasi dalam setiap even pemilu dengan mengawal dan mengikuti proses politik dan menyampaikan aspirasi sesuai dengan hati nuraninya. Dalam perjalannya tantangan dalam menjaga integritas penyelenggara Pemilu semakin kompleks. Munculnya isu-isu terkait pelanggaran teknis pelaksanaan pemilu akan berdampak terhadap kredibilitas Pemilu itu sendiri. Maka dari itu, peringatan Kemerdekaan bukan sekadar perayaan, melainkan juga sebuah seruan untuk menjaga integritas, baik dari pihak penyelenggara, peserta Pemilu, maupun masyarakat. Momentum ini memberi kesempatan untuk memperbaiki sistem dan memastikan bahwa Pemilu berikutnya dapat berlangsung dengan lebih baik. Penyelenggara pemilu dituntut selalu menjaga integritas. Sebab, integritas yang dipegang teguh oleh para penyelenggara pemilu menjadi salah satu penentu demokrasi agar dapat berjalan dengan baik, sukses, dan damai. Integritas merupakan nilai nilai yang perlu dijaga berkaitan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pemilu, Undang-Undang Pemilu nomor 7 tahun 2017 menyebutkan penyelenggara pemilu berpedoman pada asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sehingga dengan mendasarkan pada asas pemilu integritas menjadi kebutuhan wajib bagi para penyelenggara pemilu. Pentingnya menjaga integritas dalam penyelenggaraan pemilu tidak dapat dipandang sebelah mata, karena pemilu adalah salah satu sarana utama bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang mereka percayai. Kepercayaan rakyat ini hanya bisa terjaga jika penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU, konsisten dalam memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi yang transparan dan akuntabel. Sebagai lembaga yang mengawal perjalanan demokrasi, KPU harus terus berusaha menjadi contoh dalam menjaga integritas, tidak hanya dalam tugas teknis pemilu, tetapi juga dalam setiap langkah yang diambil untuk memastikan bahwa pemilu bebas dari kecurangan dan manipulasi. Dalam menjaga integritas, dibutuhkan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, serta kesadaran bersama akan pentingnya merawat demokrasi melalui Pemilu yang bersih, transparan, dan berkeadilan. Peringatan Kemerdekaan dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus berkomitmen menjaga integritas, bukan hanya pada hari ini, tetapi dalam setiap langkah menuju masa depan yang lebih baik. Maka dari itu momentum kemerdekaan ini menjadi momen yang tepat untuk menegaskan komitmen terhadap demokrasi yang sehat, dengan integritas sebagai fondasi utama. Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia memerlukan pemimpin dan penyelenggara pemilu yang tidak hanya memiliki visi, tetapi juga integritas yang tak tergoyahkan, agar dapat mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Momentum kemerdekaan haruslah terinternalisasi dalam sanubari setiap penyelenggara pemilu untuk menjaga, merawat dan mempertahankan integritas dalam setiap gerak dan langkah terkait kode etik penyelenggara pemilu, dibutuhkan keberanian dan kemauan yang kuat untuk mewujudkannya. Semoga Allah SWT menguatkan para pejuang demokrasi, karena kemerdekaan adalah momen yang paling tepat untuk mengingat jasa para pahlawan bangsa, hari ini dalam konteks demokrasi pahlawan bangsa patut disandang oleh para penyelenggara pemilu, karena sejatinya menjaga integritas penyelenggara pemilu adalah upaya untuk memperkuat demokrasi. Wallahualam bishowab.